Minggu, 05 April 2015

Kabupaten Kebumen

Kabupaten Kebumen

Kabupaten-KebumenSumber peta: hmkunsoed.
Seperti halnya Daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai latar belakang kultur budaya dan sejarah yang berbeda-beda, Kabupetan Kabumen memiliki sejarah tersendiri yaitu berdiri Kabupaten Kebumen dimana maksud yang dikandung untuk memberikan rasa bangga dan memiliki bagi warga masyarakat Kabupaten Kebumen yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala bidang .
Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan Mataram lokasi kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon ( wilayah Kademangan Karanglo ) dan masih dibawah Mataram.
Berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomor 1 tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten kebumen dan beberapa sumber lainnya dapat diketahui latar belakang berdirinya Kabupaten kebumen antara lain ada beberapa versi yaitu :
Versi I
Versi Pertama asal mula lahirnya Kebumen dilacak dari berdirinya Panjer . Menurut sejarahnya menurut sejarahnya, Panjer berasal dari tokoh yang bernama Ki Bagus Bodronolo.Pada waktu Sultan Agung menyerbu ke Batavia ia membantu menjadi prajurit menjadi pengawal pangan dan kemudian diangkat menjadi senopati. Ketika Panjer dijadikan menjadi kabupaten dengan bupatinya Ki Suwarno( dari Mataram ), Ki Bodronolo diangkat menjadi Ki Gede di Panjer Lembah ( Panjer Roma ) dengan gelar Ki Gede Panjer Roma I, Pengangakatan tersebut berkat jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di Pantai Petanahan sedangkan anaknya Ki Kertosuto sebagai patihnya Bupati Suwarno.Demang Panjer Gunung, Adiknya Ki Hastrosuto membantu ayahnya di Panjer Roma, kemudian menyerahkan jabatannya kepada Ki Hastrosuto dan bergelar Ki Panjer Roma II. Tokoh ini sangat berjasa karena memberi tanah kepada Pangeran Bumidirja. yang terletak di utara Kelokan sungai Lukulo dan kemudian dijadikan padepokan yang amat terkenal. Kedatangan Kyai P Bumidirja menyebabkan kekhawatiran dan prasangka, maka dari itu beliau menyingkir ke desa Lundong sedang Ki panjer Roma II bersama Tumenggung Wongsonegoro Panjer gunung menghindar dari kejaran pihak Mataram. Sedangkan Ki Kertowongso dipaksa untuk taat kepada Mataram dan diserahi Penguasa dua Panjer, sebagai Ki Gede Panjer III yang kemudian bergelar Tumenggung Kolopaking I ( karena berjasa memberi kelapa aking pada Sunan Amangkurat I ). dari Veri I dapat disimpulkan bahwa lahirnya Kebumen mulai dari Panjer yaitu tanggal 26 Juni 1677.
Versi II
Sejarah Kabupaten Kebumen dimulai sejak Tumenggung Arung Binang I yang masa mudanya bernama JAKA SANGKRIP yang berdarah Mataram dan dititipkan kepada pamannya Demang Kutawinangun. Setelah dewasa lalu mencari ayahnya ke keraton Mataram dan setelah membuktikan keturunan Raja maka ia diangkat menjadi Mantri Gladag, kemudian sampai Bupati Nayaka dengan Gelar Hanggawangsa. setelah diambil menantu oleh Patih Surakarta kemudian diangkat menjadi Tumenggung Arung Binang I sampai dengan keturunannya yang Ke III sedangkan Arung Binang IV sampai ke VIII secara resmi menjadi Bupati Kebumen.
Versi III
Asal mula nama Kebumen adalah adanya tokoh KYAI. PANGERAN BUMIDIRJA. Beliau adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Ia dikenal sebagai penasihat raja, yang berani menyampaikan apa yang benar itu benar dan apa yang salah itu salah. Kyai P Bumidirjo sering memperingatkan raja bila sudah melanggar batas-batas keadilan dan kebenaran. Ia berpegang pada prinsip : agar raja adil dan bijaksana. Disamping itu juga ia sangat kasih dan sayang kepada rakyat kecil. Kyai P Bumidirjo memberanikan diri memperingatkan keponakannya, yaitu Sunan Amangkurat I. Karena sunan ini sudah melanggar paugeran keadilan dan bertindak keras dan kejam. Bahkan berkompromi dengan VOC (Belanda) dan memusuhi bangsawan ,ulama dan rakyatnya. Peringatan tersebut membuat kemarahan Sunan Amangkurat I dan direncanakan akan dibunuh, Karena menghalangi hukum qishos terhadap Kyai P Pekik dan keluarganya ( mertuanya sendiri ).
Untuk menghadapi hal itu, Kyai P Bumidirjo lebih baik pergi meloloskan diri dari kungkungan sunan Amangkurat I. Dalam perjalanan ia tidak memakai nama bangsawan , namun memakai nama Kyai Bumi saja.
Kyai P Bumidirjo sampai ke Panjer dan mendapat hadiah tanah di sebelah utara kelok sungai Lukulo , pada tahun 1670. Pada tahun itu juga dibangun padepokan/pondok yang kemudian dikenal dengan nama daerah Ki bumi atau Ki-Bumi-An, menjadi KEBUMEN.
Oleh karena itu bila lahirnya Kebumen diambil dari segi nama, maka versi Kyai Bumidirjo yang dapat dipakai dan mengingat latar belakang peristiwanya tanggal 26 Juni 1677.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah bahwa Kebumen berasal dari kata Bumi, nama sebutan bagi P Kyai Bumidirjo , mendapat awalan Ke dan akhiran an yang menyatakan tempat.
Hal itu berarti Kabumen mula mula adalah tempat tinggal P Bumidirjo.
Di dalam perjalanan sejarah Indonesia pada saat dipegang Pemerintah Hindia Belanda telah terjadi pasang surut dalam pengadaan dan pelaksanaan belanja negara , keadaan demikian memuncak sampai klimaksnya sekitar tahun 1930. Salah satu perwujudan pengetatan anggaran belanja negara itu adalah penyederhanaan tata pemerintahan dengan penggabungan daerah-daerah Kabupaten (regentschaap) . Demikian pula halnya dengan Kabupaten Karanganyar dan Kebupaten Kebumen telah mengalami penggabungan menjadi satu daerah Kabupaten menjadi Kabupaten Kebumen. Surat keputusan tentang penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda tahun 1935 nomor 629. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka Surat Keputusan terdahulu tanggal 21 juli 1929 nomor 253 artikel nomor 121 yang berisi penetapan daerah kabupaten Kebumen dinyatakan dicabut atau tidak berlaku lagi. Ketetapan baru tersebut telah mendapat persetujuan Majelis Hindia Belanda dan Perwakilan Rakyat (Volksraad).
Sebagai akibat ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka luas wilayah Kabupaten Kebumen yang baru yaitu : Kutowingun , Ambal , Karanganyar dan Kebumen. Dengan demikian Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor 3 tertanggal 31 Desember 1935 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1936 dan sampai saat ini tidak berubah. Sampai sekarang Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, telah memiliki Tumenggung/Adipati/Bupati sudah sampai 29 kali.

12 Destinasi Wisata di Kabupaten Kebumen

12 Destinasi Wisata di Kebumen yang Wajib Kamu Sambangi


1. Saat menjelajah ke Pantai Menganti, kamu tak akan mengira bahwa Jawa Tengah punya pantai seindah ini.

Pantai Menganti
Pantai Menganti
Berbatasan dengan pesisir pantai Selatan membuat Kebumen dianugerahi dengan sejumlah pantai yang indah. Salah satunya adalah Pantai Menganti yang terletak di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, sekitar 1,5 jam dari pusat kota Kebumen. Pantai ini memang belum setenar Pantai Logending (Pantai Ayah) atau Pantai Karang Bolong karena aksesnya yang cukup sulit.
Meski aksesnya cukup sulit, pemandangan pantai ini jelas gak kamu temukan di pantai-pantai lainnya. Dengan dikelilingi perbukitan dan tebing nan hijau, pantai berpasir putih ini jadi tampak seperti sebuah tempat di Selandia Baru ala iklim tropis. Selain menikmati pantai yang memukau dan belum banyak dijamah wisatawan, kamu juga bisa menikmati makanan laut hasil tangkapan nelayan setempat.


2. Di Pantai Karang Agung, ombak saling bersusul. Angin membelai nyiur.

Pantai Karang Agung
Pantai Karang Agung via 
Mengunjungi Pantai Karang Agung seakan mengingatkanmu pada Tanah Lot di Pulau Dewata. Bagaimana tidak? Bebatuan karang menjulang, menghamparkan lanskap yang menarik. Ombak pantai selatan pun bersusulan dipecah karang.
Pantai yang dikeramatkan oleh warga setempat ini memang tersembunyi di balik deretan perbukitan karst Gombong Selatan. Untuk sampai ke pantai yang sunyi ini, kamu perlu melewati jalan setapak selama sekitar setengah jam dari Desa Argopeni, Kecamatan Ayah.


3. Tak kekurangan obyek wisata pantai, Kebumen juga memiliki Pantai Pecaron.

Pantai Pecaron
Pantai Pecaron via 
Masih berdekatan dengan kawasan wisata Pantai Ayah, ada satu lagi pantai tersembunyi yang layak kamu datangi, yaitu Pantai Pecaron yang terletak di sebelah timur Pantai Menganti. Untuk sampai ke pantai ini, kamu mesti melalui bukit yang terjal. Akses jalan ke pantai ini pun masih kurang bagus karena baru dibuka. Tapi, selepas itu kamu akan menemukan pantai yang indah tapi sunyi, hanya suara debur ombak yang bersahut-sahutan memecah keheningan.


4. Jika kamu berani, sapalah para pemanen sarang walet di goa Pantai Karangbolong.

Para pengunduh walet.
Para pengunduh walet.
Ada satu lagi pantai cantik yang terletak di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, yang bernama Pantai Karangbolong. Pantai ini cukup tenar, sehingga ramai didatangi wisatawan. Yang menarik, di pantai ini terdapat sebuah goa yang menjadi tempat walet-walet membuat sarang. Sarang walet ini adalah salah satu penyumbang pendapatan terbesar Kabupaten Kebumen. Itulah mengapa kabupaten ini menggunakan walet sebagai simbolnya.
Karena medannya sulit dan berbahaya, wisatawan biasa tentu tidak bisa memasuki goa walet ini sembarangan. Penduduk setempat yang hendak memanen walet bahkan mengadakan tradisi ngunduh sarang walet agar diberi keselamatan. Tapi, kalau kamu ingin melihat proses memanen walet, di sini juga ada goa walet tiruan yang bisa menambah pengetahuan kamu tentang itu.


5. Jamahi keelokan stalagtit dan stalagmit Goa Barat. Musik latarmu adalah air terjun yang mengalir dengan lepas.

Air terjun Superman's Big Sister di Goa Barat.
Air terjun Superman’s Big Sister di Goa Barat.
Kawasan Karst Gombong Selatan menyembunyikan keelokan yang lebih dari sekadar pantai. Cobalah telusuri kegelapan dalam perut bumi di Goa Barat dan temukan keagungan ciptaan-Nya. Oleh warga setempat, kamu akan dipandu menjamahi keelokan stalagtit dan stalagmit dalam goa, dengan gemuruh suara sejumlah air terjun sebagai latarnya. Kurang lebih tiga jam menyusuri goa, kamu akan menemukan keelokan air terjun yang dinamai Superman’s Big Sister.
Goa Barat berada tak seberapa jauh dari Goa Jatijajar yang terkenal itu, tepatnya di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kebumen. Kamu bisa menjelajah goa ditemani pemandu plus peralatan caving yang lengkap dengan membayar Rp 180.000 per rombongan.


6. Sedikit lebih jauh menjelajah, kamu akan menemukan Curug Silancur yang beralas bebatuan purba.

Curug Silancur
Curug Silancur
Heningnya suasana Dusun Pujegan, Desa Wadasmalang, Karangsambung, tak mengaburkan potensi wisatanya. Adalah Curug Silancur, air terjun yang terpencil kini menjadi salah satu daya tarik desa tersebut. Curug ini tingginya mencapai 20 meter lebih dan jatuh ke batuan purba di bawahnya, sehingga tidak membentuk kolam.
Untuk mencapai air terjun ini, kamu bisa menempuh perjalanan sejauh 35 km dari Kebumen, lalu berjalan kurang lebih 20 menit dari tempat parkir kendaraan ke dasar jurang.


7. Kamu yang hobi mendaki tak akan berkecil hati. Agungnya Samudera Hindia bisa kamu pandangi dari puncak Gunung Duwur.

Pemandangan samudera Hindia dari puncak Gunung Duwur
Pemandangan samudera Hindia dari puncak Gunung Duwur
Buat kamu yang hobi trekking ke puncak gunung, gak ada salahnya mencoba muncak ke atas Gunung Duwur. Terletak di Desa Watukelir, kecamatan Ayah, gunung ini tingginya memang hanya 500 mdpl. Tapi, luasnya Samudera Hindia yang terhampar di bagian selatan tampak istimewa, dihiasi dengan pembatas berupa garis pantai dan cakrawala.
Untuk sampai ke puncaknya, setidaknya kamu perlu trekking selama satu jam melalui medan tanah berbatu. Karena belum ada jalur pendakian resmi, harap berhati-hati dan tinggalkan tanda sebagai penunjuk saat kamu pulang nanti.


8. Sementara dari atas Bukit Pranji, kamu bisa menikmati pemandangan bintang-bintang dengan Kebumen sebagai latarnya.

Pemandangan dari bukit Pranji
Pemandangan dari bukit Pranji m
Bukit Pranji yang terletak di Desa Watulawang dan Desa Pengaringan, Kecamatan Pejagoan, ini menjadi salah satu tempat favorit muda-mudi untuk menikmati pemandangan kota Kebumen dari ketinggian. Sebagian pengunjung bahkan sengaja bermalam untuk menyaksikan bintang-bintang serta pendar cahaya lampu kota sambil menanti fajar menyingsing di ufuk timur. Ya, tempat ini memang sempurna untuk menyambut sunrise. Jika langit bersih, kamu bisa melihat gunung Sindoro dan Sumbing berdiri gagah di kejauhan.


9. Menangkap semilir angin di Waduk Sempor.

Panorama waduk Sempor
Panorama waduk Sempor
Kabupaten Kebumen memiliki dua waduk yang layak untuk kamu jelajahi, salah satunya adalah Waduk Sempor yang terletak di Desa Sempor, Kecamatan Sempor. Birunya langit memantul dari permukaan waduk yang dikelilingi perbukitan hijau—pemandangan yang bikin perasaan kamu terasa teduh, apalagi dengan semilir angin yang meniup tengkukmu. Kalau mau berkeliling waduk, kamu bisa menaiki perahu motor yang disewakan.


10. Buat kamu yang gemar menguji keberanian, tantang nyalimu untuk berarung jeram di Padegolan.

Arung jeram Padegolan
Arung jeram Padegolan
Kalau kamu ingin memacu adrenalin di Kebumen, jajal aja wisata arung jeram di Padegolan. Sungai Padegolan merupakan sungai limpahan air di bawah Bendungan Waduk Wadaslintang, Kecamatan Prembun. Titik start dimulai dari Desa Sendang Dalem dan berakhir di Bendungan Pejengkolan. Karena berasal dari waduk, air sungai ini sangat jernih. Ditambah lagi dengan pemandangan pepohonan di kiri-kanan sungai bikin trek ini terasa cepat berlalu.


11. Kebumen memang memiliki pesona bagi siapa saja, termasuk kamu yang pecinta sejarah. Kehausanmu akan ilmu terobati dengan mengunjungi Benteng Van der Wijck.

Benteng Van der Wijck
Benteng Van der Wijck
Benteng Van der Wijck masih berdiri kokoh di Kecamatan Gombong, 35 km dari pusat kota Kebumen. Benteng berwarna merah ini terlihat mencolok dibanding bangunan kuno di sekelilingnya. Bangunan ini mulanya didirikan sebagai barak militer untuk meredam perlawanan pasukan Diponegoro.
Kini, sebagian kompleks benteng dijadikan Sekolah Calon Tamtama dan barak militer TNI AD. Sementara bagian lainnya dimanfaatkan sebagai obyek wisata, lengkap dengan taman bermain dan kereta mini. Kalau kamu pernah nonton film The Raid 2:Berandal, kamu bakal terasa familiar dengan bangunan ini karena adegan tawuran di lapangan penjara itu syitung di sini, lho.



12. Kamu suka geologi atau lagi terkena demam cincin batu akik? Cagar Alam Geologi Karangsambung Kebumen akan memuaskan rasa ingin tahumu.

Cagar Alam Geologi Nasional Karangsambung
Cagar Alam Geologi Nasional Karangsambung
Mencari tahu sejarah bumi lewat batu-batuan? Kebumen punya tempatnya, tepatnya di Cagar Alam Geologi Nasional Karangsambung, Kecamatan Karangsambung, Kebumen. Tempat ini adalah titik dengan jenis batuan terlengkap di muka bumi, sehingga dijadikan sebagai tempat untuk meneliti sejarah perkembangan bumi.
Selain mempelajari bebatuan, kamu juga bisa membeli batu-batu perhiasan atau akik yang bersumber dari Sungai Luk Ulo. Batu-batu ini telah diolah menjadi cindera mata oleh perajin batu akik yang merupakan salah satu profesi warga setempat. Yang jelas, menjelajahi salah satu tempat langka di dunia ini bakal menjadi pengalaman yang menarik.

Minggu, 28 Oktober 2012

R.M SOEROMENGGOLO

                R.M SOEROMENGGOL

SARASILAH GELONDONG R.M SOEROMENGGOLO TURSINO KUTOARJO
           
        Gelondong adalah Jabatan dari Kraton yang mebawahi enam (6) desa. R.M. Soeromenggolo oleh Kraton diberi mandat/ditanam jadi Glondong di utara gunung tugel kutoarjo yang meliputi sokoharjo, kemadu, kaligesing, wirun, karangrejo, dan Tursino adalah R.M. Soeromenggolo yang masih keturunan Prabu Brawjaya V Majapahit, juga keturunan Amangkurat Agung I.
 R.M. Soeromenggolo juga menjadi Senopati Pendamping Pangeran Diponegoro, beliau adalah juga ahli beladiri yang ilmunya turun menurun dari leluhurnya. diceritakan bahwa di desa tursino pernah terjadi perang besar antara pengikut Pangeran Diponegoro melawan Belanda, dan itu tertulis di dalam buku sejarah di perpustakaan umum kutoarjo.
R.M. Soeromenggolo mempunyai dua istri, istri pertama dari jogja dan meninggal di Wedi, Klaten, istri kedua adalah keturunan Ki Ageng Tursuli putri dari ketomenggolo/M.Sulaiman yang juga pengikut Pangeran Diponegoro.

R.M. Soeromenggolo mempunyai kakak yang menjadi Patih Kabupaten Kutoarjo pada masa Perang Besar Diponegoro, bernama R.Ngabehi Jojoberbongso makamnya di belakang Masjid Pringgowijayan kutoarjo.
    foto makam R. Ngabehi Djojo Prabongso, patih kutoarjo di belakang masjid At-takwa pringgowijayan

R. Ketomenggolo/RM.Sulaiman mempuyai tiga putra :
1.          1.  R. Dityoyudo .mempunyai tiga putra : 1. Mariyem, 2. Durasid, 3. Tikem. Susunan keluarga sudah   dikembangkan oleh ahli warisnya.
2.         2.   Istri R.M. Suromenggolo.
3.         3.   Krentil./eyang putih

I. R.M. Soeromenggolo + istri dari Tursino, peputro :
      1. Rr. Sulastri.
      2. Rr. Soekarsih.
      3. R. Soerat atmodjo ( yang akhirnya menjadi glondong kedua menggantikan ayahandanya ).
      4. Rr. Mustirah.
      5. R. Karsowirono.
      6. R. Martodimedjo
I.1. Rr Sulastri + Pawirosedono/Lurah Pucang agung Bayan, peputro :
      1. R. Ngntn. Napsiah
      2. R. Sastrotiwar.
      3. R.Ngtn. Talkah.
      4. R.Ngnten. Partimah.
      5. R. Ngnten. Parsilah

I.2. R. Ngnten. Soekarsih/Mintarsih

     a. Rr. Soekarsih + surosentiko, peputro :
        1. R.Nganten. Ambarwati
     b. Rr. Soekarsih + Nojodiwiryo (karangrejo), peputro :
         1. R. Ngnten. Tijah ( kepleng )
         2. R. Ngnten sibeng (mati bayi )
         3. R. Joyo mintardjo
         4. R. wongsosedono
         5. R. karjodiwiryo
         6. R. Tjokrodimedjo.
         7. R kaji munir.


I.3. R. Soerat atmodjo.
       R. Soerat atmodjo mempunyai tiga istri yaitu 1. Den Nganten. 2. Kiswati. 3. R.A Sutinah.
       a. R. Soerat atmodjo + Ibu Den Nganten peputro, :
           1. R. Tcokro sukir.
           2. R. supraptodiharjo.
           3. R. Surodiharjo
           4. R. ndojo.
           5. R. suwarno
I.3. b.  R. Soerat atmodjo + Ibu Kiswati. Peputro, :
           1. R. marosudarmo.
           2. R. burus.
           3. Rr. Rembjuk. 

I.3.c.  R. Soerat atmodjo + R.A. sutinah. Peputro :
          1. Rr. Sulasikin.
          2. Rr.saodah.
          3. Rr. Darusin.

I.4. Rr. Mustirah + Djorewijo (bayan). Peputro :
      1. R.Ngnten. Mursih ( di singapura)
      2  R.Ngnten...??...........+ Pawirontono
      3. R.Ngnten. Mursiyem.
      4. R. Karsodimedjo

I.5. KELUARGA R. KARSOWIRONO ( carik wetan )
     R. Karsowirono + Surtinah (tursino), Peputro :
     1. R Abdulah Maful.
     2. R. Harjo Langsir.


I.6. R. Martodimedjo mempunyai tiga istri, istri yang dari jogja tidak punya anak, istri kedua dan ketiga,   peputro :
     1. R. Cokrosumarto
     2. Rr. Suwarni
     3. Rr. Suwarti

I.6 R. Martodimedjo + Istri ketiga (dari Wirun), Peputro :
         1. R. suwarto.
I.1.1. KELUARGA R.Nganten. NAPSIAH
         R.Nganten. NAPSIAH +..............???
        1. Ada keturunannya nama Dullah tinggal di bengkalis kepulauan Riau dan punya anak empat.
        
I.1.2. R. Sastrotiwar (pucang agung) + R.Nganten Sri Maonah, peputro :
         1. R.Nganten Sumarmi.
         2. R.Nganten Sumiyati.
         3. R. Sukir.

I.1.4. R.Nganten. Partimah + Sanen, peputro :
       Sejarahnya masih gelap karena hijrah di Malaysia.
I.1.5. R.Ngtn Parsilah + Pawirodiharjo/wal qobri ( mantan Lurah Tursino ), peputro :
        1.Rr. Siti parwati. (mati bayi)
        2. R.Ngtn  Siti sarumi (lampung).
        3. R. Darsono (banyuwangi).
        4. R. Slamet.
        5. R. Soeroto (pituruh)
       6. R. Supriyanto (lampung).
       7. R.Ngtn. Sriyani (palembang).
       8. R.Ngtn. Srihartini (kutoarjo).
       9. R.Ngtn. Sri astuti (kutoarjo)

I.2.a.1. Keluarga R.Nganten Ambarwati + Tjokrodiwiryo/tjokrodimedjo, Peputro :
            1. R. Nganten. Ranti.
            2. R. Nganten. Lusiyem.
            3. R. Kurmen ( taruno senjojo )

1.2b.1. Keluarga R.Nganten Tijah ( kepleng ) + H. Umar/kenap (tepus kulon ), Peputro :
            1. R. Tirtorejo.
            2. R. Sarbini.
            3. R.Nganten. Sarmi.
            4. R.Nganten. Supiyah.
            5. R.Nganten Fatimah.
            6. R. Martodiwiryo.
            7. R. Sajadi.
            8. R. Dulah sulur.
            9. R. Sadjadi

I.2c.3.. Keluarga R. Djojo Mintardjo + ..........???..., Peputro :
           1. R. Abdullah Maful.
           2. R. Ngantn. Siti Suminah.

I.2e.5.a. Keluarga R. Karjodiwiryo ( slamet ) + Munfingah (wirun) , Peputro :
           1. R. Margono/karjono.


I.2e.5.b. Keluarga R. Karjodiwiryo ( slamet ) + istri kedua Tugirah (tursino), Peputro :
             1. R. Soemardijo.
I.2e.6.Keluarga Tjokrodimedjo (bentul) + R. Nganten. Saodah , Peputro :
             1. R. Habib.
             2. R. Anis. 
             3. R. Tri Atdmojo.
             4. R. Nganten. Chotidjah.
             5. R. Nganten. Tunsiah.
             6. R. Nganten Siti Qurosiah.

I.3a.1. Keluarga R. Tjokro Sukir + .....???........, Peputro :
           1. R. Nganten. Patimi.
           2. R. Nganten. Ratmi.

I.3a.2. Keluarga R. supraptodiharjo + ............???............., Peputro :
           1. R. Nganten. Jam.
           2. R. Nganten. Nok.
           3. R. Nganten. Drak.
           4. R. Nganten. Laskar.
           5. R. Nganten. Sanubari.

I.3a.3. Keluarga R. Surodiharjo + istri pertama, Peputro :
          1. R. Sudjadi.
          2. R. sutjipto.
          3. R. Nganten Rembun.

       b.  R. Surodiharjo + Tugirah, Peputro :
            1. R. Sugiri.

I.3a.4. Keluarga R. Ndojo + ...............???............., Peputro :
          1.  R. Nganten. Trini.
          2. R. Nganten. Djatun. 

I.3b.1. a. Keluarga R. Martosudarmo + istri pertama, Peputro :
          1. R.Nganten. Surotun.
          2.  R.Nganten. ratmi.
          3. R. Paridjo.
          4. R. Prapti.
          5. R. Gadi.
          6. R.Nganten. Miskiratun.
          7. R. Sungkowo.
          8. R. Subowo.
    
      b.  Keluarga R. Martosudarmo + istri Kedua, Peputro :
          1.  R.Nganten. Sukanti.
          2. R. Martono.
          3. ..........................
          4. .............................

I.3b.2. Keluarga R Burus + ........???.............., Peputro :
           1. R.Nganten. Sutin.
           2. R.Nganten. Ratini.
           3. R.Nganten. Patimah.
           4. R.Nganten. Sukmariyah.

I.3b.3. Keluarga R.Nganten. Rembjuk, Peputro :
            1. R.Nganten. Asiah.
            2. R. Ambyah.
            3. R. Rachmat.
            4. R.Nganten. Surotun.
            5. R.Nganten. Sriejatun.
            6. R.Nganten. Sulastri.
            7. R.Nganten. Lasmini.
            8. R.Nganten. Paniti.

I.3b.1. Keluarga R.Nganten. Sulasikin + ..........???........, Peputro :
           1. R. Kusnaeni.

I.3c.2. Keluarga R.Nganten. Saodah + .......???..............., Peputro :
           1. R.Nganten. Subilin.
           2. R.Nganten. Nupituwati.
           3. R. Legono.
           4. R.Nganten. Rochayu.
           5. R. Trenggono.
           6. R Soeryo wibowo.

I.3c.3. keluarga R.Nganten. Durasin ( sejarahnya masih gelap ).

I.4.1. Keluarga R.Nganten. Mursih ( tinggal di singapura dan tak ada kabar ).

I.4.2. Keluarga .............Binti R.Nganten. Moestirah + Pawirontono, Peputro :
            1. R. Kario Kaslan.
            2. R.Nganten. Sri Maonah.

I.4.3. Keluarga R.Nganten. Mursiyem + .......??....., Peputro :
            1. R. Nganten. Maryonah

I.4.4. Keluarga R.Karsodimedjo + Insiah, Peputro :
            1. R.Nganten. Rosninah.
            2. R. Sawi.
            3. R. Muhammad Khusaeni.
            4. R. Kuntjung.
            5. R. Recek.
            6. R.Nganten. Sulastri.
            7. R.Nganten. Suwarinsiah.
            8.  R.Nganten. Sulassiah.
            9.  R. Nganten. Chomsatun.
           10. R. Nganten. Siti Chotimah.
           11. mati bayi.
           12. mati bayi.

I.5.1. Keluarga R Dulah Maful ( kamituwo ) + Kamini, Peputro :
            1. R. Nganten. Sri Suci.
            2. R. Suroso.
            3. R. Nganten. Tari.
            4. R. Sutopo.
            5. R. Marsono.

I.5.2. Keluarga R. Hardjo Langsir ( carik Wetan ) + ...........??....., Peputro :
            1. R. Budi.
            2. R. Nganten. Lestari.

I.6.1.  a. Keluarga R. Tjokro Sumarto (nk. sudjud ) (glondoing) + Istri I Mumbyuh , Peputro :
              1. R. Nganten. Sumarah.

          b. Keluarga R. Tjokro Sumarto (nk. sudjud ) (glondoing) + Istri II Anggominah , Peputro :
              1. R. Nganten. Nawangsasih.
              2. R. Nganten. Sri wardany.
              3. R. Soemrahadi.
              4. R. Nganten. Endang Riswaty.
              5. R. Damar Sasongko.
              6. R. Sunarko.
              7. R. Wahyudjatmiko.

I.6.2. Keluarga R.Nganten. Suwarni + Pak sep (kutowinangun), Peputro :
             - Belum mempunyai keturunan.

I.6.3. Keluarga R.Nganten. Suwarti + ..............??...., Peputro :
           1. ...............
           2. ...............
           3. ...............
           4. ...............
           5. ...............
           6. ...............
           7. ...............
           8. ...............
           9. ...............

 I.6.4. Keluarga R. Suwarto + ...........??............., Peputro :
           1. R.Nganten. dr. Kusuma wartati.
           2. R. Kusumo Waryadi.
           3. R. Tri Kuswanto, SE

 I.1.2.1. Keluarga R. Nganten. Sumarmi + Warodin ( pucang agung ), Peputro :
              1. R. Nganten Suwarni.



I.1.2.2. Keluarga R.Nganten Sumiyati + Tasripin (pucangagung ), Peputro :
            1. R. amat Soleh.
            2. R. Nganten. Kusbanatun.
            3. R. Nganten Sriyana
            4. R. Amat kusni.
            5. R. Nganten Wuryani.
            7. R. Nganten. Miswati.

I.1.2.3. Keluarga R. Sukir ( TIDAK DIKETAHUI DATANYA ).



I.1.5.1. Keluarga  R.Nganten Siti Sarumi + R. Tito Al Usman Bin R. Abdurrohim, Peputro :
            1. R.Nganten. Sadiyah Mundati.
            2. R.Nganten. Rohmah.
            3. R. Muhammad Kuntadi.
            4. R.Nganten. Tafifaah.
            5. R. Widodo.

 I.1.5.1. b Keluarga  R.Nganten Siti Sarumi + Lukito, Peputro :
                 a. R. Waset

I.1.5.2. Keluarga R. Darsono +  Zaenab , peputro :
            1. R. Ngntn. Widiyanti
            2. R. Sunarko.
            3. R. Winanto.
            4. R. Widodo.

I.1.5.2 Keluarga R. Darsono + Rinting, Tanpa anak.

I.1.5.3. Keluarga R. Slamet + Solichah, Peputro :
             1. R. Muhhamad Safingi/pingi.

I.1.5.4. Keluarga R. Soeroto + titik , Peputro :
            1. R.Nganten. Hidayati.
            2. R.Nganten. Hartati.

 I.1.5.5. Keluarga R. Supriyanto + Romlah, peputro :
             1. R.Nganten. Nunung Mayawati.

 I.1.5.5.b. Keluarga R. Supriyanto + Hidayani, Peputro :
              1. R. Heri Purwoko.
              2. R. Ulul.
              3. R. Muhhammad Choiril.
              4. R.Nganten.......................

I.1.5.6. Keluarga R. Nganten Sri Haryani + Wagiran, Peputro :
              1. R.Nganten. Nirwati.
              2. R.Nganten Rimbawati.
              3. R. Sapto Aji.
              4. R.Nganten. Retno Puspita.

I.1.5.7. Keluarga R.Nganten. Sri Hartini + Tarto Djaelani, Peputro :
             1. R.Nganten. Iin Indriarti.
             2. R. Dwi Indriarto.
             3. R.Nganten. Erni Susilo Prabawati.
             4. R. Probo Juang Bebas Soro.
             5. R. Arif Akhiria Hartono.

I.1.5.8. Keluarga R.Nganten. Sri Astuti + R. Hadi Soecipto, Peputro :
              1. R. N.K Adi.
              2. R. Nganten. Shinta Dewi.
              3. Rr. Hermin Setio Rini.

I.2a.1.1. Keluarga R.Nganten. Ranti + R. Ali Utomo, Peputro :
               1. R. Tadji.
               2. R. Tartoyo.
               3. R. Suwanto.
               4. R. Damar Suproyo.
               5. R. Nganten. Kunti.
               6. Rr. Kusti.

I.2a.1.2. Keluarga R. Nganten Lusiyem + H Agus, Peputro :
                  1. suhilwati.
                  2. yuswati
                  3. wahyuni.
                   4. sulasmini.
                  5. H banji.

I.2a.1.3.a. Keluarga Kurmen Taruno senjojo + siti chotijah, peputro : tidak punya anak

I.2a.1.3.b.  Keluarga Kurmen Taruno senjojo + sadinun, peputro :
                   1. sutrisno.
                   2. konah
I.2a.1.3.c. Keluarga Kurmen Taruno senjojo + siti, peputro :
                   1. sri rejeki

I.2a.1.3.d. Keluarga Kurmen Taruno senjojo + poniah , Peputro :
                   1. Sri pringatun.
                   2. Sunarwati.
                   3. maryati.
                   4. Buntingah.
                   5. H syeh abdul qodir jaelani/bujang taruno.
                   6. susilowati.

I.3a.3b.1. keluarga R. Sugiri + ........................., Peputro :
                    1. Dyah wahyuningrum.

I.3a.4.1. Keluarga R. Nganten Trini + Atmomiharjo, peputro :
                     1. Suciati.

I.3b.1b.1. keluarga R. Nganten Sukanti + A. Toha, peputro :
                     1. sumilan.
                     2. sudirman.
                     3. sutarman.
                     4. suyoto



foto makam Bagus Raden Ayu/ BRA. Klenting Kuning binti Sampeyan Dalem Sunan Prabu Amangkurat Agung I, yang menjadi istri Bupati Banyumas K.RAA Yudonegoro I.


BERIKUT SISILAH LANGSUNG DARI RM SOEROMENGGOLO
  1. Babad Raja-Raja Jawa (Tumapel) , menurunkan putera :
  2. Tunggul Ametung , menurunkan putera :
  3. Maesa Wong Ateleng. , menurunkan putera :
  4. Maesa Cempaka / Ratu Angabhaya / Batara Narasinga , menurunkan putera :
  5. Kertarajasa Jayawardana / Raden Wijaya , menurunkan putera :
  6. Tri Buwana Tungga Dewi / Bhre Kahuripan II , menurunkan putera :
  7. Bhre Pajang I , menurunkan putera :
  8. Wikramawardana / Hyang Wisesa / R Cagaksali , menurunkan putera :
  9. Kertawijaya / Bhre Tumapel III , menurunkan putera :
  10. Rajasawardana / Brawijaya II , menurunkan putera :
  11. Lembu Amisani / R. Putro / R. Purwawisesa , menurunkan putera :
  12. Bhre Tunjung / Pandanalas / R. Siwoyo , menurunkan putera :
  13. Kertabumi / Brawijaya V / R Alit / Angkawijaya , menurunkan putera :
  14. R Bondhan Kejawan / Lembupeteng Tarub , menurunkan putera :
  15. R Depok/ Ki Ageng Getas Pandowo , menurunkan putera :
  16. Bagus Sunggam Ki Ageng Selo , menurunkan putera :
  17. Ki Ageng Anis , menurunkan putera :
  18. Ki Ageng pemanahan ( mataram) , menurunkan putera :
  19. R Danang Sutowijoyo/ Panembahan Senopati Ngbehi Loreng Pasar + Ratu Mas Putri Ki Ageng Panjawi Pati Cucu dari Kanjeng Sunan Kali Jogo, menurunkan putera :
  20. R Mas Jolang/ Panembahan Hadi Prabu Anyokrowati , menurunkan putera :
  21. Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo + Ratu Wetan, yaitu putri Tumenggung Upasanta bupati Batang (keturunan Ki Juru Martani ) , menurunkan putera :
  22. R.M Sayidin / Sunan Prabu amangkurat Agung I , menurunkan putera :
  23. Gusti Bagus Raden Ayu Bandoro Klenting Kuning  + K.RAA.Yudonegoro I Bupati Banyumas, menurunkan putera :
  24.  R bagus Mali/K.RAA.Yudonegoro II ( banyumas ), menurunkan putera :
  25. Raden Tumenggung Kedorean Nge Mertodiwidjoyo, menurunkan putera :
  26. R.M Kertodimedjo (beji), menurunkan putera :
  27. R.Ng. Mertodiwiryo (wedi, Klaten), menurunkan putera :
  28. R.M. Soeromenggolo (Glondong I yang bermukim di Tursino Kutoarjo), menurunkan putera :
  29. R.A. Sulastri + Pawiro sedono ( Lurah Loggung bayan ), menurunkan putera :
  30.  R.Nganten. Parsilah + Wal Qobri/Pawiro sedono ,  :
“ demikian catatan dari saya, kalau ada kurang lebihnya mohon dimaafkan dan dibetulkan, saya harap ahli waris atau keturunan-keturunan yang melihat catatan ini untuk dapat mengembangkan lagi susunananya sampai yang terakhir, supaya mudah untuk mengidentifikasi dan tidak kepaten obor, semogo yang hanya catatan ini bisa untuk menjadi bahan acuan”

Sabtu, 13 Oktober 2012

SEJARAH KOTA TERCINTA KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO

    

KUTOARJO

              SEJARAH KOTA TERCINTA KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO



       Kutoarjo adalah kota kecil di Pesisir Pantai selatan Pulau Jawa, Kota tempat kelahiranku tepatnya di Rumah Sakit Palang Biru Pada Hari Selasa Tanggal 14 Juni 1986. Kutoarjo awal mulanya bernama Semawong sejarah diawali dengan pertama kalinya berdirinya Mataram Islam oleh Danang Sutowijoyo atau Panembahan Senopati Loring Pasar putra dari Ki Ageng Pemanahan, pada masa itu nama Semawung sudah ada dan semawung sendiri berasal dari nama saudagar benang dari Cina yang bernama Sie mau wong yang tinggal disitu.

 Foto. Makam cikal bakal semawung saudagar benang dari cina yang bernama "Sie mau wong"

 Pada waktu itu Danang Sutowijoyo memperistri putri dari Ki Ageng Panjawi penguasa Pati yang juga sahabat ayahnya Ki Ageng Pemanahan, yang bernama Waskitajawi untuk di jadikan permaisuri yang nantinya bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hemas dan melahirkan Mas Jolang. Ki Ageng Panjawi adalah cucu Kanjeng Sunan Kali Jogo dari salah satu putrinya Sunan Kalijogo yang bernama Ratu Penengah  yang menikah dengan Ki Ageng Ngerang III Pati dan mempunyai putra bernama Ki Ageng Panjawi.

Kyai Ageng Ngerang I (Sunan Ngerang I atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin) yang mempunyai wilayah kekuasaan di Juwana dan mempunyai istri Nyai Ageng Ngerang/Dewi Roro Kasihan

 Danang Sutawijaya mendirikan Kesultanan Mataram tahun 1587.  Putra pertama Ki Ageng Panjawi yang bernama Wasis Jayakusuma menjadi Adipati Pati bergelar Adipati Pragola Pati I.

 
        Adipati Pragola Pati I Secara suka rela ia tunduk kepada Mataram karena kakaknya dijadikan permaisuri utama bergelar Ratu Mas, sedangkan Mas Jolang sebagai putra mahkota.
Pada tahun 1590 Pragola ikut membantu Mataram menaklukkan Madiun. Pemimpin kota itu yang bernama Rangga Jemuna (putra bungsu Sultan Trenggana Demak) melarikan diri ke Surabaya.

        Putri Wasis Jayakusuma/Adipati Pragola pati I yang bernama Retno Dumilah diambil Panembahan Senopati sebagai permaisuri kedua.
Peristiwa ini membuat Pragola sakit hati karena khawatir kedudukan kakaknya. Perjuangan Panembahan Senopati sudah tidak murni lagi. Pemberontakan Pati pun meletus tahun 1600 M. Daerah-daerah di sebelah utara Pegunungan Kendeng dapat ditaklukan Pragola.
Panembahan Senopati mengirim Mas Jolang yang tak lain adalah keponakan Wasis Jayakusuma/Adipati Pragola pati I ,untuk menghadapi pemberontakan Pragola paman dari Mas Jolang. Paman dan keponakan akhirnya bertempur, Kedua pasukan bertemu dekat Prambanan. Pragola dengan mudah melukai keponakannya itu sampai pingsan.
lalu Panembahan Senopati berangkat untuk menumpas Pragola. Menurut Babad Tanah Jawi, Ratu Mas sudah merelakan kematian adiknya. Pertempuran terjadi di Prambanan. Pasukan Pragola kalah dan mundur ke Pati. Panembahan Senopati mengejar dan menghancurkan kota itu. Akhirnya, Adipati Pragola pun hilang tidak diketahui nasibnya.

Wasis Jayakusuma/Adipati Pragola Pati I mempunyai putra :
1. Raden Mas Tdjoemantoko.
2. Kanjeng Ratu Beroek/Putri Moertisari.
3. Raden Mas Baoeredjo.





 Foto Makam Raden Mas Tumenggung Tdjuemantoko adipati pertama semawung/kutoarjo di Bukit Satria Desa Kaliwatubumi.




Setelah dewasa Raden Mas Tdjoemantoko oleh sepupunya anak dari Budenya yang bernama Raden Mas Jolang yang telah menjadi Raja menggantikan ayahhandanya, menjadi sultan Mataram dengan gelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram (lahir: Kotagede, ? - wafat: Krapyak, 1613 M) adalah raja kedua Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1601-1613 M. Ia juga sering disebut dengan gelar anumerta Panembahan Seda ing Krapyak, atau cukup Panembahan Seda Krapyak, yang bermakna "Baginda yang wafat di Krapyak". Tokoh ini merupakan ayah dari Sultan Agung, Raja terbesar Mataram yang juga Pahlawan Nasional Indonesia.

Raden Mas Tdjoemantoko diangkat menjadi Tumenggung di Semawung tlatah bagelen oleh Sepupunya yang bernama Raden Mas Jolang yang telah menjadi Raja menggantikan ayahhandanya, menjadi Sultan Mataram dengan gelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram dan Raden Mas Tdjoemantoko diberi gelar Raden Tumenggung Tdjoemantoko. setelah Raden Tumenggung Tdjoemantoko wafat dan di makamkan di bukit Satria desa kaliwatubumi kecamatan Butuh yang masyarakat juga sering menyebut dengan MBAH GIRI TDJUEMANTOKO.

          Kemudian putra beliau yang bernama Raden Mas Kowoe/Ki kowoe menggantikan ayahhandanya menjadi Tumenggung Semawung dengan gelar Raden Tumenggung Tdjoemantoko II.
Raden Tumenggung Tdjoemantoko II mempunyai putra bernama Raden Mas Gatoel.
setelah dewasa Raden Mas Gatoel mingin mencari pengalaman, oleh ayahhandanya
Raden Mas Kowoe/Ki kowoe mengijinkan dan disuruhnya mengabdi Kepada Adipati Jojokusumo di Kadipaten Gombong (kebumen). disana Raden Mas Gatoel pertama kalinya menjadi prajurit biasa saja.
kepandaian Raden Mas Gatoel dalam olahkanuragan, Beladiri, dan keprajuritan sangat bagus kemudian beliau dijadikan pengawal pribadi "kajineman" Adipati Jojokusumo mengawal sowan ke Kartosuro,
makanya Raden Mas Gatoel juga disebut dengan Kyai/Ki Jinem.



         Foto makam Kyai/Ki Jinem alias RM. Gatoel di kelurahan Semawung Kembaran Kutoarjo

        Setelah Raden Mas Kowoe/Ki kowoe atau Raden Tumenggung Tdjoemantoko II wafat dan di makamkan di Desa kuwurejo maka otomatis kedudukannya digantikan Raden Mas Gatoel/Ki Jinem dengan gelar Raden Tumenggung Tdjoemantoko III.

         Konon Raden Tumenggung Tdjoemantoko III suka berkelana sempat menemukan pusaka Kraton didalam kayu jati di daerah bruno Pusaka keris kecil yang bernama Kyai Sawunggalih, setelah itu  Raden Tumenggung Tdjoemantoko III dalam tidurnya bermimpi kalau itu adalah Pusaka Kraton dan minta untuk dikembalikan, lalu pusaka itu dikembalikan di kraton dan diterima dengan senang hati oleh Raja.
Raden Tumenggung Tdjoemantoko III.mempunyai putra bernama Raden Mas Bancak. setelah Raden Tumenggung Tdjoemantoko III wafat dan di makamkan di Semawung Kembaran kecamatan Kutoarjo. maka kedudukan diteruskan oleh putranya yang bernama Raden Mas Bancak dengan gelar Tumenggung Bantjik Kertonagoro Sawunggalih I setelah wafat digantikan putranya yang bergelar Tumenggung Kertonagoro Sawunggalih II, pada saat itu pusat pemerintahan dipindah dari Semawung kembaran ke Semawung Daleman.



Foto makam Raden Tumenggung Banjik Kertonegoro Sawunggalih I di Kelurahan Semawung kembaran Kutoarjo.

        Sesudah Tumenggung Bantjik Kertonegoro Sawunggalih II wafat, diganti oleh menantunya Raden Mas Soerokusumo yang sebelumnya menjabat patih di Kabupaten Ambal (kebumen). pada saat pemerintahan Raden Mas Soerokusumo pusat pemerintahan dari Semawung Daleman dipindah ke Desa Senepo dan Senepo diganti nama Kutoarjo. Raden Mas Soerokusumo menjadi Bupati pertama di Kutoarjo bergelar Raden Adipati Soerokusumo.

                          foto. Makam Tumenggung Bantjik Kertonegoro Sawunggalih II


Dalam Catatan Ditemukan Pertumbuhan perdagangan di Kabupaten Kutoarjo lebih maju di banding kabupaten Purworejo, di kutoarjo waktu itu banyak pengrajin tenun dan barang pecah belah dari tanah liat. Semawung diperkirakan merupakan daerah perdagangan yang cukup ramai, saat itu banyak pedagang-pedagang Cina berdatangan.
Raden Adipati Soerokusumo setelah wafat dimakamkan di makam Ageng Loano, pengganti RAA Soerokusumo atas kebijaksanaan Sunan Pakubuwono bukan putra RAA Soerokusumo, tetapi dipilih dari pejabat yang langsung Kerabat Kraton yakni Buyut Hamengku Buwono I yaitu RAA Pringgo Atmodjo yang memerintah sampai tahun 1870.

          Masa pemerintahan Raden Adipati Soerokusumo membangun kantor Kabupaten diatas tanah seluas 8 hektar, sampai berakhirnya pemerintahan Raden Adipati Soerokusumo pembangunan belum selesai dan dilanjutkan oleh RAA Pringgo Atdmodjo sampai tahun1870 sudah lengkap dengan Alun-alun Kutoarjo. waktu itu dibangun pula rumah kepatihan yang kini menjadi kantor kecamatan Kutoarjo. sedangkan rumah dinas dan kontrolir yang terletak di dusun tegal desa senepo sebagian masih utuh dan sekarang dijadikan untuk Mapolsek Kutoarjo, kantor Landraad/kejaksaan di sudut alun-alun Kutoarjo yang sekarang dimanfaatkan oleh PDAM.


 Foto Makam Bupati Kutoarjo Kedua ( II ) RAA Pringgo Atdmojo bersama garwo padmi beliau di Bukit Satria Desa Kaliwatubumi, Butuh.


            Foto. setelah dipugar oleh ahlli waris beliau dari  yogyakarta Makam Bupati
                 Kutoarjo Kedua ( II ) RAA Pringgo Atdmojo bersama garwo padmi

waktu pemerintahan RAA Pringgo Atdmodjo kabupaten Kutoarjo dibagi menjadi empat kawedanan yakni :
kemiri, pituruh, ketawang, dan purwodadi.
sedang masjid Jamik Kutoarjo dibangun tahun 1860 lengkap dengan kantor pengadilan agama atau pengulu.
Tahun 1875 masjid jamik Kutoarjo dipugar oleh RAA Poerbo Atdmodjo.

pesatnya perdagangan di Kutoarjo setelah dibangun rel Kereta api Yogyakarta - Purwokerto tahun1880 - 1885 kemudian pada tahun 1890 dibangun rel kereta dari Kutoarjo - purworejo.

Berikut Nama - nama Penguasa di Kadipaten Semawung terus kemudian menjadi Kabupaten Kutoarjo yang awal mulanya wilayahnya luas sampai purworejo :

1. Raden Tumenggung Tdjoemantoko I. ( makamnya di bukit Satria kaliwatubumi )
2. Raden Mas Kuwu/Raden Tumenggung Tdjoemantoko II. ( Makamnya Di Desa Kuwurejo, Kecamatan Kutoarjo )

3. Raden Mas Gatoel/Ki Jinem/Raden Tumenggung Tdjoemantoko III. ( makamnya di Kelurahan Semawung Kembaran, Kutoarjo )
4. Raden Bantjak/Tumenggung Bantjik Kertonegoro Sawunggalih I. ( makamnya di Kelurahan Semawung kembaran, Kutoarjo )
5. Tumenggung Kertonegoro Sawunggalih II. (  makamnya di Kelurahan Semawung daleman, Kutoarjo )
6. RAA Soerokusumo. ( Makamnya di Pesarean Ageng Loano Purworejo )
7. RAA Pringgo Atmodjo sampai tahun 1870.  ( makamnya di bukit Satria kaliwatubumi dekat makam Raden Tumenggung Tdjoemantoko I )
8. Kanjeng Pangeran RAA Toerkidjo Poerbo Atdmodjo 1870 - 1915. ( makamnya di bukit Satria kaliwatubumi )
9. K.RAA Poerbo Hadikoesoemo 1915 - 1933. ( makamnya di bukit Satria kaliwatubumi )

 Foto Makam Patih Kutoarjo Raden Ngabehi Djojo Prabongso di makam ditulis meninggal tahun 1829 makamnya di Belakang Masjid At-Taqwa desa Pringgowijayan, Kutoarjo.


RAA Toerkidjo Poerbo Atdmodjo ahli pembangunan Bendungan

          Selama ini banyak orang menyangka, pembangunan bendungan di Kutoarjo dan purworejo ditangani oleh para ahli dari belanda. Namun sejarah menunjukkan bendungan di Kutoarjo dan purworejo yamg dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda ditangani oleh arsitek bendungan pribumi yang bernama Raden Mas Toerkidjo Purbo Atmodjo putra RAA Pringgo Atdmojo Bupati kedua kabupaten Kutoarjo.
           Raden Mas Toerkidjo Purbo Atmodjo sejak muda dikenal sebagai seorang yang senang pada tehnik bangunan air, akhirnya mendapat kesempatan belajar di kalkuta India untuk mempelajari masalah irigasi.
           Di Kalkuta India  Raden Mas Toerkidjo Purbo Atmodjo mempelajari tehnik bangunan bendungan sungai Gangga India. setelah kembali, pengetahuan yang didapat dari India diterapkan didaerahnya. RAA Tjokronegoro II minta dibangunkan bendungan di sungai Bogowonto. atas keberhasilannya membangun bendungan Boro, akhirnya diangkat sebagai mantri Bendungan atau mantri Pengairan.
          Selain bendungan dan selokan yang mengambil air dari sungai Bogowonto, Raden Mas Toerkidjo membangun pula bendungan sawangan di sungi jali, bedono, dan gebang. bendungan-bendungan tersebut antara lain :

- Bendungan sawangan di Sungai Jali.
- Bendungan Bandung di Sungai Jali.
- Bendungan Siwatu di sungai Jali.
- Sluis Saudagaran.
- Sluis Suren.
- Saluran Loning.

sedang dari Sungai bedono dan Gebang dibangun pula :
- Bendungan pekatingan.
- bendungan Kedung Gupit.
- Bendungan Kalimeneng.
- Dam Rebug.
- Saluran Kali Anyar.

             Hampir semua bendungan yang dibangun pada masa Raden Mas Toerkidjo meskipun umurnya sudah tua dan lebih dari satu abad masih banyak yang kokoh. Termasuk Sluis suren hingga saat ini masih berfungsi baik.
             Raden Mas Toerkidjo yang dikenal sebagai ahli tehnik bangunan air, pada tanggal 19 Oktober 1870 dengan surat keputusan Gubernur Jendral Pemerintah Hindia Belanda di Bogor ditetapkan menjadi Bupati Kutoarjo bergelar RAA Toerkidjo Poerboatmodjo.
             Bupati yang dikenal ahli bangunan irigasi, pada tanggal 30 Juli 1887 mendapat gelar adipati atau lengkapnya disebut Raden adipati Toerkidjo poerboatmodjo.
             Kemudian pada tanggal 01 oktober 1910 kembali medapat gelar Pangeran, hingga wafatnya bernama Pangeran Toerkidjo Poerbo Atmodjo dimakamkan di Gedung Papak Bukit Satria desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh.
              Pangeran Toerkidjo Poerbo Atmodjo  Ber-Besan dengan Sampeyan Dalem K.G.P.A. Pakoe Alam V Yogyakarta. yang menikahkan Putra-nya yang kelak meneruskan kepemimpinan beliau dengan Putri kedua  Sampeyan Dalem K.G.P.A. Pakoe Alam V dengan garwo/istri ampeyan R.Ay. Tedjosari.

Foto Makam Pangeran Toerkirdjo Poerbo Atmodjo bersama garwo padmi  di Gedung Papak Bukit Satria desa Kaliwatubumi Kecamatan Butuh.

            Setelah Pangeran Toekirjo Poerbo Atdmodjo wafat pemerintahan diteruskan Putra beliau  yang bernama K.RAA Poerbo Hadikusumo dengan garwo Padmi adalah Puteri kedua Sampeyan Dalem K.G.P.A. Pakoe Alam V Yogyakarta saking garwo/istri ampeyan R.Ay. Tedjosari bernama Bandoro Raden Ayu Adipati Aryo/B.R.Ay.A.A Purbo Hadikusumo dengan nama asli Timur B.R.Ay Sumiyati. B.R.Ay.A.A Purbo Hadikusumo adalah Puteri Kinasih/kesayangan K.G.P.A. Pakoe Alam V. Makam B.R.Ay.A.A Purbo Hadikusumo/B.R.Ay Sumiyati tidak di Kutoarjo tapi di Makam Pakualaman Giri Gondo Yogyakarta. sedangkan kakak kandung B.R.Ay Sumiyati yang berarti juga Kakak Ipar K.RAA Poerbo Hadikusumo, yang bernama K.P.A.A. Kusumoyudo dengan Asmo/Nama Belanda Lan Raad Van Baheer menjadi Bupati Ponorogo Jawa Timur, dan beliau dimakamkan/dikubur di Negeri Belanda.

                               Foto. Makam K.RAA Poerbo Hadikusumo di bukit satria kaliwatubumi

          Sedangkan garwo Ampeyan (istri Kedua) dari K.RAA Poerbo Hadikusumo adalah Putri Bupati Wonosobo yang bernama R.Ay.A. Purbo Hadikusumo yang penulis belum mengetahui Nama asli timur beliau, beliau dimakamkan di bukit satria kaliwatubumi dan dengan garwo ampeyan ini cuman punya satu anak yang menjadi Bupati Kendal dengan Nama R.M.T. Carzwitz Purbo Atdmodjo Adisuryo.yang makamnya juga ada di Kutoarjo tepatnya di bukit satria kaliwatubumi.

         Kutoarjo pada masa Bupati RAA Poerbo Hadikusumo atas perintah Pemerintah Hindia Belanda tahun 1933 untuk menyatukan Kabupaten Kutoarjo dan Kabupaten Purworejo, dan Bupati Purworejo saat itu adalah RAA Hasan Danudiningrat. akhirnya penggabungan dua Kabupaten terjadi pada tahun 1933.

 Foto salah satu Yoni peninggalan Agama Hindhu di makam - makam Penguasa/Pendiri Kota Kutoarjo Di Bukit Satria desa Kaliwatubumi, Butuh.

         Sejarah kutoarjo atau dulu yang bernama semawung lebih tua daripada purworejo yang dulu bernama brengkelan, Sejarah Kutoarjo dimulai dengan adanya Mataram Islam dan penguasa - penguasanya masih garis keturunana Ningrat/Kraton, sebagian Purworejo sendiri awal mulanya masih kekuasaan kutoarjo tapi karena kekuasaan belanda juga intrik belanda di Kraton, lalu Belanda membuat Kadipaten baru yang bernama Purworejo/brengkelan setelah Pasca Perang Besar Perang Diponegoro dengan mengangkat seorang abdi dalem/mantri gladak menjadi Bupati serta karena prestasinya di mata Penjajah Belanda yang beliau dapat melawan pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro salah satunya seperti Gagak pranolo juga Gagak handoko dan sebagainya juga membunuh Pangeran - Pangeran di gunung kelir setelah itu kepalanya disembelih dan ditancapkan di ujung tombak serta diarak. oleh karena tidak memiliki rasa Nasionalisme, Patriotik dan contoh yang buruk bagi generasi muda, DPRD II Purworejo mencari hari jadi lainya hari jadi purworejo dicari pada masa hindu yang gak ada hubunganya sama sekali dengan keberadaan Purworejo, dan bukan dari Bupati pertama Purworejo.

       Nama adipati sawunggalih diabadikan dengan nama kereta api kebanggan masyarakat Kutoarjo, sekolah, hotel, poletehnik dan sebagainya. pertanyaannya sekarang kapan  kutoarjo menjadi sebuah kota yang sebenarnya? hari jadi kutoarjo tentunya semenjak Tumenggung Djumantoko I menjadi penguasa di kutoarjo.

     Tahun 1830 perang Jawa/Perang Diponegoro telah usai sebab Pangeran Diponegoro telah ditangkap di Magelang 25 Maret 1830 dan diasingkan ke Manado yang kemudian dipindahkan ke makasar, Namun Para Pengikutnya masih melakukan perlawanan dimana-mana dengan dukungan para petani yang merasa tertindas dengan diberlakukanya tanam paksa. salah satu daerah yang paling gigih melakukan perlawanan terhadap belanda adalah daerah selatan tanah bagelen yang disebut urut sewu, dimana disana banyak pengikut-pengikut yang setia dan loyal kepada Pangeran Diponegoro. darah setia itu menurun kepada anak turun pengikut Pangeran Diponegoro, salah satu tumenggung yang melakukan perlawanan adalah Tumenggung Surodirjo yang melakuakan perlawanan di daerah Ambal Kebumen, walaupun konon beliau tewas tanpa luka dan di makamkan di pemakaman umum desa Pringgowijayan Kutoarjo.
     
      Pemberontakan di Kutoarjo muncul tahun 1847 yang disusul tahun-tahun berikutnya, perlawanan melawan terhadap kolonialisme dan sistem ekonomi liberal tersebut dilakukan secara grilya yang dinamakan "Kraman", Kraman adalah suatu perang Grilya dengan melakukan penyerangan terhadap kereta gerobak milik belanda yang melintas di jalan dan kemudian setelah berhasil para penyerang menghilang. Belanda menyebut orang-orang yang melakukan penyerangan kraman adalah Brandal atau Gerombolan Kecu. Perlawanan tersebut berlanjut kadang-kadang dilakukan secara pererongan/individu sehingga kemudian perlawanan tersebut merupakan salah satu tolak ukur keberanian Laki-laki di daerah Kutoarjo.

        Sebenarnya  banyak penguasa Di Kadipaten Semawung/Kutoarjo yang mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro tanpa sepengetahuan Belanda, makanya untuk mengawasi gerak - gerik para Bupati Kutoarjo Belanda menempatakan pengawas di Dusun Tegal yang sekarang digunakan untuk Kantor Mapolsek Kutoarjo.

Diceritakan dan ditulis oleh : Ndandung Kumolo Adi.
Alamat : Perum argopeni Jln. Bromo No. 72 Rt. 06 Rw. 05 Kutoarjo - Purworejo